Jalur Pendakian Semeru

Jalur Pendakian Semeru

Gunung tertinggi di Jawa ini memiliki beberapa jalur yang perlu kamu ketahui, berikut adalah penjelasan mengenai jalur pendakian semeru :

Jalur Pendakian TNBTS
Jalur Pendakian TNBTS

Dari stasiun Malang Kotabaru, pendaki bisa menaiki angkutan umum menuju Tumpang. Dari Tumpang dilanjutkan dengan naik truk sayur yang biasanya memuat hingga 30 orang. Biayanya sekitar Rp 30 ribu/orang. Atau bisa juga mencarter jeep menuju Ranu Pani namun dengan biaya yang lebih mahal, sekitar Rp 600 – 800 ribu/jeep. Dari stasiun ke Tumpang memerlukan waktu sekitar 45 menit, sedangkan dari Tumpang ke Ranu Pani butuh waktu 2 jam.

sumber : travel.detik.com
sumber : travel.detik.com

Ranupane – Ranukumbolo

Di Ranu Pani (2200 mdpl) pendaki melakukan registrasi sebelum mendaki. Disini terdapat beberapa toilet yang bisa digunakan untuk bersih-bersih serta warung makan dengan harga yang cukup terjangkau. Juga terdapat tempat parkir bagi anda yang membawa kendaraan bermotor. Perjalanan dari Ranu Pani ke pos 1 didominasi dengan jalur tanah yang cukup landai. Awal-awal berjalan, pendaki akan melewati ladang penduduk dan berganti dengan jalan setapak. Dari Ranu Pani ke pos 1 membutuhkan waktu 1,5 – 2 jam. Di pos 1 ini terdapat sebuah bangunan yang bisa digunakan untuk berisitrahat. Dari pos 1 ke pos 2, jalur pendakian masih normal-normal saja, tidak ada tanjakan yang berarti. Kontur jalannya pun masih berupa tanah yang cukup nyaman untuk dilewati daripada jalur jenis makadam. Dari pos 1 ke pos 2 butuh waktu sekitar 1 – 1,5 jam. Di pos 2 ini juga tersedia bangunan atau shelter yang masih layak untuk tempat beristirahat.

Desa Ranu Pane merupakan perkampungan kecil yang juga merupakan bagian dari Desa Suku Tengger, pekerjaan mereka pada umumnya bertani sayur-sayuran. Selain terdapat Ranu (danau) Pane, disebelahnya terdapat Ranu Regulo.

Ada 2 jalur yang biasa digunakan, yaitu :

  1. Jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki lokal, jalur ini sangat curam dengan melintasi Gunung Ayek-ayek. Jalur awal yang akan dilalui landai, menyusuri lereng bukit yang didominasi dengan tumbuhan alang-alang. Tidak ada tanda penunjuk arah jalan, tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m, ikuti saja tanda ini. Banyak terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting diatas kepala, sehingga harus sering merundukkan kepala, Jalur ini akan berujung di Ranukumbolo.
  2. Jalur lain yang paling sering digunakan adalah jalur Watu Rejeng. Dengan waktu tempuh 4 -5 jam. Jalur ini sekarang sudah dikembangkan untuk kepentingan wisata, sehingga terkesan lebih mudah dan bersahabat bagi pendaki pemula. Di setiap perjalanan akan ada beberapa Pondok (shelter) yang biasanya digunakan untuk beristirahat sejenak. Setelah berjalan sekitar 5 Km menyusuri lereng bukit yang banyak ditumbuhi Edelweis, para pendaki akan sampai di Watu Rejeng, merupakan terbing terjal dengan pemandangan yang sangat indah ke arah lembah dan bukit-bukit, yang ditumbuhi pohon cemara dan pinus. Sesekali kita dapat melihat kepulan asap dari puncak semeru. Tak berapa lama pendaki akan melihat danau yang sangat luas yaitu Ranukumbolo (12 Ha) dengan ketinggian 2.400 mdpl.

Dari pos 3 ke pos 4, jalur kembali seperti biasa dan cukup mudah untuk dilalui. Dari pos 3 ke pos 4 hanya membutuhkan waktu sekitar 45 menit saja. Di pos 4 ini juga terdapat shelter yang bisa digunakan untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan ke Ranu Kumbolo. Dari pos 4, pendaki sudah bisa melihat keindahan surganya Gunung Semeru, yaitu Ranu Kumbolo. Tinggal mengikuti jalan setapak sekitar 15 menit dari pos 4, pendaki sudah sampai di tepi danau Ranu Kumbolo. Bila ingin mendapatkan spot sunrise terbaik, dirikanlah tenda di sekitar tepi danau yang disana terdapat sebuah shelter. Disini pendaki biasanya beristirahat cukup lama bahkan menginap sebelum melanjutkan perjalanan ke Kalimati. Sebelum melanjutkan perjalanan ke Kalimati, sebaiknya isi ulang persediaan air anda disini meskipun di Kalimati ada sumber air namun jaraknya yang cukup membuat malas untuk mengambilnya.

Ranu Kumbolo – Kalimati

sumber : arsiyawenty.wordpress.com
sumber : arsiyawenty.wordpress.com

Meninggalkan Ranu Kumbolo akan diawali mendaki bukit terjal, bukit ini oleh para pendaki disebut sebagai tanjakan cinta. Menurut mitos yang ada jika pendaki dapat mendaki tanjakan cinta tanpa berhenti sedikitpun sampai ujung tanjakan maka cintanya akan abadi selamanya. Perjalanan dari Ranu Kumbolo ke Kalimati berjarak 5 km membutuhkan waktu tempuh 2-3 jam.

Nah di Kalimati ini biasanya para pendaki mendirikan tenda dan bermalam sebelum melakukan summit attack ke Mahameru pada dini harinya. Namun ada juga yang ngecamp di Arcopodo dengan pertimbangan lebih dekat dengan puncaknya. Namun disarankan untuk pendaki pemula agar ngecamp di Kalimati karena trek ke Arcopodo sangat terjal sehingga akan kesulitan untuk membawa tas carrier yang begitu berat.

Di Kalimati terdapat sumber air yang letaknya bisa dicapai dalam waktu 1 jam perjalanan pulang pergi. Namun tidak disarankan mengambil air pada waktu malam hari karena dikuatirkan akan bertemu binatang buas yang juga mencari air minum. Dari Ranu Kumbolo ke Kalimati memerlukan waktu sekitar 3 jam. Biasanya pendaki memulai summit attacknya mulai jam 12 atau 1 dini hari. Sebelum melakukan summit attack, bawalah air minum minimal 2 liter/orang dan makanan berat dan ringan.
Setelah tanjakan cinta, terbentang sebuah padang rumput luas yang dinamakan oro-oro ombo, Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus. Padang rumput ini mirip sebuah mangkuk dengan hamparan rumput yang berwarna kekuningan.
Dari balik Gunung. Kepolo tampak puncak Semeru menyemburkan asap menunjukkan kegagahannya. Di sebelah selatan padang rumput Oro-Oro Ombo terdapat kelompok Hutan Cemoro Kandang termasuk dalam gugusan Gunung. Kepolo (3.095 m dpl) merupakan hutan yang ditumbuhi pohon cemara gunung dan tumbuhan paku-pakuan. Setelah cemoro kandang perjalanan berlanjut ke padang rumput luas yang disebut Jambangan yang terletak 3.200 m dpl, di sini terdapat beberapa cemara, mentigi, dan bunga edelweis. Dari temapt ini tak berapa lama lagi pendaki akan menemukan Pos Kalimati.

Nama kalimati berasal dari nama sebuah sungai/kali yang tidak berair. Aliran air hanya terjadi apabila musim hujan, aliran menyatu dengan aliran lahar Semeru. Daerah ini merupakan padang rumput dengan tumbuhan semak dan hamparan edelweis seluas 20 ha, dikelililngi kelompok hutan alam dan bukit-bukit rendah. Kalimati merupakan tempat berkemah para pendaki sebelum melanjutkan pendakian. Disini terdapat fasilitas pondok pendaki, namun untuk kebutuhan air dapat diperoleh dari Sumbermani, yaitu pendaki berjalan ke arah barat / kanan menyusuri pinggiran hutan dengan jarak tempuh 1 jam pulang pergi, di tempat ini terdapat tetesan air dari celah batu yang dikumpulkan sehingga membentuk pancuran air.

Kalimati – Arcopodo – Mahameru

Semeru

Sekitar 1 jam dari Arcopodo, pendaki akan memasuki batas vegetasi. Dari kontur tanah akan berubah menjadi trek pasir yang labil. Di trek pasir inilah, fisik dan mental para pendaki akan diuji. Pasir yang labil mempersulit pergerakan kaki. Setiap melangkah naik ke atas, kaki akan merosot kembali, hal itu yang membuat perjalanan ke puncak Mahameru begitu lama dan berat. Disarankan untuk memakai sepatu yang menutupi mata kaki, lebih bagus lagi dilengkapi dengan gaiter untuk menghalau pasir agar tidak masuk ke dalam sepatu.

Dari Kalimati biasanya para pendaki memulai pendakian menuju puncak pagi-pagi sekali, yaitu sekitar pukul 2 pagi dengan melalui hutan cemara dan bukit pasir selama 5 -6  jam untuk sampai di puncaknya, dengan keadaan jalan yang terjal menanjak. Dari Kalimati perjalanan melewati Arcopodo yakni sebuah tempat camp terekahir yang biasanya digunakan para pendaki bermalam, ditempat ini konon ditemukan 2 buah arca yang sama makanya disebut arcopodo.

Puncak Semeru yang biasa didaki adalah Puncak “Mahameru”. Dari puncak ini akan terlihat kawah yang disebut “Jonggring Saloko” dan yang uniknya setiap 10-15 menit sekali menyemburkan batuan vulkanis dengan didahului asap yang membumbung tinggi. Di puncak Mahameru (Semeru) pendaki disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun dan aliran lahar. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 – 10 derajad Celcius, pada puncak musim kemarau minus 0 derajat Celcius, dan dijumpai kristal-kristal es. Di puncak inilah para pendaki menyematkan dirinya sebagai penakluk puncak tertinggi di Jawa 3.676 mdpl.

Sumber :

http://www.pecintaalam.net/gunung-semeru/

http://arifrukman1.blogspot.co.id/2015/02/jalur-pendakian-gunung-semeru.html