Kisah Pendaki Gunung Yang Difable

Kisah Pendaki Gunung Yang Difable

Takdir yang diberikan Tuhan untuk kondisi dari seseorang memang berbeda-beda. Salah satu kondisi yang diberikan Tuhan ke salah satu makhluknya adalah kondisi difabel. Seseorang yang memiliki kondisi difabel identic dengan keterbatasan aktivitas yang bisa mereka lakukan. Namun ternyata hal tersebut tidak berlaku bagi orang-orang berikut ini yang dengan kondisinya tersebut tetap bisa menekuni hobinya mendaki gunung meskipun perlu usaha ekstra untuk menaklukkan liarnya alam di pegunungan. Semangat mereka ternyata mampu menaklukkan keterbatasan yang mereka miliki. Berikut adalah beberapa kisah pendaki gunung yang difable :

  1. Sabar Gorky

sumber : djambi.co
sumber : djambi.co

Sabar Gorky merupakan salah satu pendaki Indonesia yang berhasil mencapai puncak Elbrus. Pria kelahiran 9 September 1968 ini telah menggeluti dunia petualangan sejak tahun 1985. Namun pada tahun 1996, Sabar mengalami kecelakaan sehingga membuat kaki kanannya terpaksa diamputasi. Namun ternyata dengan kekurangan fisik yang dimiliki, Sabar mampu menembus batas ketidakpastian. Gunung Elbrus sendiri memiliki ketinggian 5642 Mdpl dan terletak di negara Rusia. Ia mampu mencapai puncak Elbrus pada 17 Agustus 2011 yang merupakan momen sangat langka karena bertepatan dengan kemerdekaan Indonesia.

  1. Irfan Ramdhani

sumber : belantara1.rssing.com
sumber : belantara1.rssing.com

Kondisi yang kurang beruntung tersebut ternyata juga dimiliki oleh seorang Irfan Ramdhani. Sepasang tongkat kini tidak pernah jauh dari dirinya sejak kakinya lumpuh. Sepasang tongkat tersebut ternyata telah menemani Irfan mendaki Gunung Semeru dan Gunung Rinjani. Gunung semeru merupakan gunung pertama yang ia daki bersama dengan kedua tongkatnya itu. Ia pun tertegun saat berada di kaku gunung semeru karena tidak menyangka dirinya benar-benar ada disana.

  1. Pendakian Tunanetra

sumber : awalinfo.blogspot.com
sumber : awalinfo.blogspot.com

Kegiatan pendakian ini dilakukan di Gunung Papandayan. Pendakian ini melibatkan 8 anggota tunanetra, 24 relawan dan lain-lainnya. Totalnya sekitar 40 orang mengikuti acara pendakian tersebut. Menurut komentar salah satu anggota tunantera, mereka tidak merasa kesulitan karena para relawan selalu berada di sisi mereka selama pendakian berlangsung.

  1. Pendakian Gunung Ijen, Banyuwangi

Pendakian ini dilakukan oleh 38 penyandang disabilitas dari berbagai golongan seperti tuna wicara, tuna rungu, tuna netra dan tuna daksa. Mereka didampingi oleh 14 orang pendampinf dari Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Buleleng. Kepala Dinas Sosial Kbupaten Buleleng, Gede Komang mengatakan ekspedisi penyandang disabilitas ke Kawah Ijen merupakan salah satu upaya menambah wawasan bagi penyandang disabilitas dan juga membuktikan bahwa dibalik kekurangan ternyata mereka memiliki kelebihan yang luar biasa.

Sumber : http://guyoninfo.blogspot.co.id/2014/12/5-kisah-pendaki-gunung-penyandang-cacat.html